BAB VI
Sunan Drajad
1. Asal
Usul
Nama asli
Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putra Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati
dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.
Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu
dari ayahnya kemudian di perintah untuk berda’wah di sebelah barat Gresik yaitu
daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik.
Raden mulai perjalanannya dengan naik
perahu dari Gresik sesudah singgah di tempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke
arah barat itu perahu beliau tiba-tiba di hantam oleh ombak yang besar sehingga
menabrak karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim kehilangan jiwa, tapi bila
Tuhan belum menentukan ajal seseorang bagaimanapun hebatnya kecelakaan pasti dia
akan selamat, demikian pula halnya dengan Raden Qosim.
Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu
ikan talang datang kepadanya. Dengan menunggang punggung ikan tersebut Raden
Qosim dapat selamat hingga ke tepi pantai.
Raden Qosim sangat bersyukur dapat lolos
dari musibah itu. Beliau juga berterima kasih kepada ikan talang yang dengan
lantarannya dia selamat. Untuk itu beliau telah berpesan kepada anak turunannya
agar jangan sampai makan daging ikan talang. Bila pesan ini dilanggar akan
mengakibatkan bencana, yaitu ditimpa penyakit yang tiada obatnya
lagi.
Ikan talang itu membawa Raden Qosim
hingga ke tepi pantai yang termasuk wilayah desa jelag ( sekarang termasuk
wilayah desa Banjarwati ), kecamatan Paciran. Di tempat itu Raden Qosim disambut
masyarakat setempat dengan antusias, lebih-lebih setelah mereka tahu bahwa Raden
Qosim adalah putra Sunan Ampel seorang Wali besar dan masih terhitung kerabat
keraton Majapahit.
Di desa Jelag itu Raden Qosim mendirikan
pesantren. Karena caranya menyiarkan agama Islam yang unik maka banyaklah orang
yang datang berguru kepadanya. Setelah menetap satu tahun di desa Jelag, Raden
Qosim mendapat ilham supaya menuju ke arah selatan, kira-kira berjarak 1 kilo
meter, disana beliau mendirikan surau langgar untuk berdakwah. Tiga tahun
kemudian secara mantap beliau mendapat petunjuk agar membangun tempat berdakwah
yang strategis yaitu ditempat ketinggian yang disebut Dalem Duwur.
Di bukit yang disebut Dalem Duhur itulah
yang sekarang dibangun Museum Sunan Drajad, adapun makam Sunan Drajad terletak
di sebelah barat Museum tersebut.
Raden Qosim adalah pendukung aliran
putih yang dipimpin oleh Sunan Giri. Artinya, dalam berdakwah menyebarkan agama
Islam, beliau menganut jalan lurus, jalan yang tidak berliku-liku. Agama harus
diamalkan dengan lurus dan benar sesuai dengan ajaran Nabi. Tidak boleh dicampur
baur dengan adat dan kepercayaan lama.
Meski demikian beliau juga mempergunakan
kesenian rakyat sebagai alat dakwah.
Di dalam museum yang terletak di sebelah
timur makamya terdapat seperangkat bekas gamelan Jawa, hal itu menunjukkan
betapa tinggi penghargaan Sunan Drajad kepada kesenian Jawa.
2. Ajaran Sunan Drajad Yang
Terkenal
Diantara ajaran beliau yang terkenal
adalah sebagai berikut :
Menehono teken marang wong
wuto
Menehono mangan marang wong
kan luwe
Menehono busono marang wong
kang mudo
Menehono ngiyub marang wong
kang kudanan
Artinya kurang lebih demikian
:
Berilah tongkat kepada orang
buta
Berilah makan kepada orang
yang kelaparan
Berilah pakaian kepada orang
yang telanjang
Berilah tempat berteduh
kepada orang yang kehujanan.
Adapun maksudnya adalah sebagai berikut
:
Berilah petunjuk kepada orang
bodoh ( buta )
Sejahterakanlah kehidupan
rakyat yang miskin ( kurang makan )
Ajarkanlah budi pekerti (
etika ) kepada orang yang tidak tahu malu
atau belum punya beradaban
tinggi.
Berilah perlindungan kepada
orang-orang yang menderita atau ditimpa bencana.
Ajarannya ini sangat supel, siapapun
dapat mengamalkan sesuai dengan tingkat dan kemampuan masing-masing. Bahkan
pemeluk agama lainpun tidak berkeberatan untuk mengamalkannya. Di samping
terkenal sebagai seorang Wali yang berjiwa dermawan dan social, beliau juga
dikenal sebagai anggota Wali Songo yang turut serta mendukung dinasti Demak dan
ikut pula mendirikan Masjid Demak. Simbol kebesaran ummat Islam pada waktu itu.
Di bidang kesenian, disamping terkenal sebagai ahli ukir, beliau juga pertama
kali yang menciptakan Gending Pangkur.Hingga sekarang gending tersebut masih
disukai rakyat Jawa.
Sunan Drajad, demikian gelar Raden
Qosim, diberikan kepadanya karena beliau bertempat tinggal di sebuah bukit yang
tinggi, seakan melambangkan tingkat ilmunya yang tinggi, yaitu tingkat atau
derajat para ulama’ muqarrobin. Ulama yang dekat dengan Allah SWT.
Beliau wafat dan dimakamkan di desa
Drajad, kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Tak jauh dari makam
beliau telah dibangun Museum yang menyimpan beberapa peninggalan di jaman Wali
Sanga. Khususnya peninggalan beliau di bidang kesenian.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar